Kamis, 28 Februari 2013

tulisan yang kemarin banyak salahnya, ini revisinya broooo,,,,,



Gemerincing Rupiah Laba Petani Tebu Bud Chips
Pabrik Gula (PG) Gempolkrep
“Menanam Tebu Bud Chips Lebih Menguntungkan”
(oleh : Muhammad Kafi Rois – PTRI Central Bud Chips Nursery PG. Gempolkrep-PTPN X (Persero) )

            Ucapan syukur “ Alhamdulillah” adalah kata pertama yang meluncur dari M. Abdul Rochim, SP. , petani tebu bud chips, saat kali pertama ditanya mengenai laba tebu bud chipsnya. Tebu milik Rochim, begitulah ia akrab disapa,yang ditebang sebagai tebu giling tahun 2012 berbobot 937 ku/ha dengan rendemen efektif 10,02%. Padahal menurut pria bertubuh gempal ini,kebun tersebut tidak pernah mengeluarkan produktifitas sesuai angka tersebut. “ Biasanya kebun ini maksimal hanya mengeluarkan produktifitas bobot 700 ku dengan rendemem efektif 8,04% “ tutur Rochim. Selanjutnya dia merinci bahwa laba bersih dari kebun tebu yang berlokasi di desa Losari kecamatan Jetis kabupaten Mojokerto ini adalah Rp. 26.000.000,-, jumlah nilai uang yang fantastis mengingat keadaan kebun yang berada di daerah yang sering banjir.
*satu rumpuntebu bud chips Abd. Rochim
Petani tebu yang juga Petugas Tebu Rakyat Intensifikasi (PTRI) Pabrik Gula (PG) Gempolkrep ini menjelaskan pada mulanya dia menanam tebu bud chips adalah untuk mencoba cara baru menanam tebu sekaligus agar benar – benar merasakan keluh kesah petani tebu,yang bermuara pada lancarnya tugas utamanya sebagai PTRI yaitu membina para petani tebu di wilayah kerjanya dengan cara memberi contoh para petani tebu dalam hal menanam tebu yang baik dan tinggi produktifitasnya.
           Setelah melihat langsung kebun yang pernah dikunjungi seluruh kelompok petani dari masing – masing wilayah kerja PG Gempolkrep ini, kini para petani tebu wilayah kerja Rochim pun berlomba – lomba menapaktilasi langkah sukses Rochim menanam tebu bud chips. Mereka mempunyai harapan agar dapat semakin berkembang dan sejahtera.
*Abd. Rochim dengan tebu bud chipsnya
            Sampai dengan saat ini, kebun Rochim telah nampak sangat rapat dengan tanaman tebu. Rochim mengkalkulasi produktifitas kebun yang pernah dikunjungi 13 PG sebagai ajang studi banding ini, dapat menghasilkan produktifitas 1.600 ku/Ha dengan rendemen efektif 12% pada masa tebang bulan Juli musim giling tahun 2013 ini.           
PTRI yang bertugas di wilayah kerja Jetis PG. Gempolkrep ini, berpesan agar program bud chips ini harus terus dikembangkan dan disebarluaskan. Sebab keuntungan menanam tebu bud chips sangatlah banyak.  “ Menanam tebu bud chips telah terbukti mampu meningkatkan produktifitas suatu kebun. Jumlah batang tebu per-leng dapat menembus angka 150. Pertumbuhan batangnya relatif lebih cepat dan seragam bila dibanding tanam tebu bagal. Dan juga yang tak kalah menariknya,yaitu rendemen tebu bud chips relatif lebih tinggi bila dibanding tanam bagal !“, Rochim  menegaskan.
          Dengan berkaca pada banyaknya keuntungan yang dipetik menanam tebu bud chips, Rochim kini mempunyai semboyan baru dalam menanam tebu, yaitu “Bagal No !  Bud Chips Yes ! Bud Chip Is The Best !”. Pria yang mempunyai hobi bermusik ini, menjelaskan kunci sukses keberhasilannya membudidayakan tebu bud chips ini adalah dengan usaha yang spartan (baca: pantang menyerah) diiringi dengan berdoa kepada Tuhan YME serta berderma kepada semesta.
            Kisah sukses lain petani tebu bud chips PG Gempolkrep adalah Hj.Kusyati. Pada tahun 2012 kemarin kebun bibit bud chipsnya meraup laba bersih Rp.13.680.000,- dengan luas kebun 0,220Ha dengan penangkaran 1:17. Kebun tebu bibit bud chips Hj. Kusyati berlokasi ini di desa Bumi Jeding kecamatan Gedeg kabupaten Mojokerto. Setelah menikmati keuntungan yang besar, Hj. Kusyati kini menjadi semakin bersemangat menanam tebu bud chips.
*Hj. Kusyati bersama pekerjanya saat di kebun budchipsnya
            Hj. Kusyati mulai menanam tebu bud chips pada akhir tahun 2011. Sebenarnya pada saat itu dia tidak begitu yakin dengan metode tanam tebu bud chips. Petani-petani tetangga kebunnya awal mulanya pun banyak mencibir langkahnya menanam tebu bud chips. Dengan bermodal tekat kuat Hj. Kusyati tetap menanam tebu bud chips, setelah mengetahui keberhasilannya menanam bud chips, para petani tetangga kebun itu akhirnya tertarik untuk menanam tebu bud chips.
* Hj. Kusyati bersama pekerjanya.
 
          Perempuan yang telah menanam tebu sejak tahun 1978 ini, menuturkan lebih senang menanam tebu bud chips dari pada menanam tebu bagal. Kusyati memberi penjelasan kalau menanam tebu bud chips dapat dipastikan kehidupan bibitnya,dari pada menanam tebu bagal yang pasti terdapat bibit yang mati sehingga perlu dilakukan upaya sulam bagal yang berimbas pada membengkaknya biaya garap suatu kebun.

Bud chips merupakan metode baru menanam tebu dengan menanam bibit tebu satu mata  ( titik tumbuh primer ) yang ditanam pada tray seeding atau polibag dengan cara dibonsai terlebih dahuluselama2,5-3 bulan,baru kemudian ditanam di kebun. Tujuan pembonsaian pada polibag adalah untuk mendapatkan 5- 6 titik tumbuh sekunder/ mata tunas ( 1 bulan menghasilkan 2 titik tumbuh baru). Untuk selanjutnya, titik tumbuh sekunder tersebut menghasilkan  1-2 titik tumbuh baru (titik tumbuh tersier ). Pada akhirnya, dari 1 buah titik tumbuh primer diharapkan di kebun akan menjadi 6-12 batang tebu dewasa.
            Bud chips mulai bergeliat kembali di pertengahan tahun 2011 “Diawali dari kunjungan kerja Staf Direksi PT Perkebunan Nusantara X (PTPN X ) (Persero) ke Negara Kolombia pada tahun 2011, salah satu negara produsen gula terbesar di dunia yang telah lama mempratekkan bud chips, kini bud chips telah berkembang pesat di pabrik gula – pabrik gula di lingkungan PTPN X”, begitulah penuturan Direktur Produksi PTPN X (Persero), Tarsius Sutaryanto, pada sela – sela acara silahturahmi petani tebu se-kabupaten Jombang di lapangan desa Jombok, kecamatan Sumobito – Jombang.
            Pada bulan September 2011 PG. Gempolkrep memulai budi daya tebu bud chips. Di wilayah Pabrik Gula yang berlokasi desa Gempolkrep kecamatan Gedeg-Mojokerto ini, kini bud chips telah berkembang sangat pesat. Awal tahun 2012  PG. Gempolkrep telah melahirkan “ Central Bud Chips Nursery” (CBN) di bagian Tanaman. Yang pada kelanjutan CBN banyak berkontribusi dalam hal penyuluhan bud chips. “CBN telah merakitkan 14 unit alat Hot Water Treatment (HWT), suatu alat yang urgen dalam proses pembuatan bud chips, dan juga 14 set drum sterilisasi media kepara petani masing-masing wilayah PG. Gempolkrep”, kata Sabar Dwi Komarrudin, SP.,  Sinder Kebun Wilayah (SKW) Central Bud Chips Nursery PG. Gempolkrep. Menurut pria yang akrap disapa Sabar ini, dengan dirakitkannya peralatan pembuatan bud chips ini diharapkan para petani tebu terstimulasi untuk membuat bibit bud chips sendiri. Pada tahun 2013 ini, PG Gempolkrep menargetkan 60 % dari jumlah luasan kebun tebunya ditanami bibit bud chips.

* Foto-foto tebu bud chips mulai dari bibit bud chibs yang masih berumur satu bulan hingga tebu bud chips yang        telah ditebang (sumber : koleksi foto tebu bud chips M. Abdul Rochim, SP.)








































Tidak ada komentar:

Posting Komentar